Permasalahan kulit wajah seringkali ditemukan seperti jerawat, kulit kering dan komedo. Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah bakteri, seperti bakteri penyebab jerawat, Propionibacterium acnes. Berdasarkan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetika Indonesia PERDOSKI 2017, jerawat merupakan penyakit urutan ketiga terbanyak dari jumlah pengunjung Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di rumah sakit maupun klinik kulit. Prevalensi tertinggi pada wanita yaitu 83-85% usia 14-17 tahun dan pada pria yaitu 95-100% usia 16-19. Oleh karena itu, perlu adanya perawatan kulit wajah guna mengatasi jerawat salah satunya ialah facemist.
Penelitian yang dibimbing oleh Dr. Santi Nur Handayani, M.Si., S.Si. memilih objek karbon-dots karena merupakan salah satu nanomaterial yang tidak toksik dan biokompatibilitas yang baik, sehingga banyak diaplikasikan dalam bio-imaging, drug delivery, dan agen antibakteri. Kelebihan karbon-dots diantaranya memiliki sifat inert, mudah larut dalam pelarut air, tidak beracun, serta tidak mudah fotobleaching. Dengan ukurannya yang kecil diharapkan apabila diaplikasikan ke dalam sediaan facemist dapat lebih optimal meresap ke dalam pori-pori wajah.
Tim berharap bahwa formulasi terbaik dari facemist antibakteri ekstrak biji kakao dalam bentuk karbon-dots dapat menjadi inovasi kebaharuan di bidang kesehatan dan kecantikan.
#unggul dan berkarya.